Sunday 8 May 2011

Cara Mengambil Sampel Air Untuk Analisa

  1. SAMPLING 
Pengambilan sampel adalah mengumpulkan volum sesuatu badan air yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi masih mewakili (representative), yaitu masih mempunyai semua sifat-sifat yang sama dengan badan air tersebut.

Ada tiga jenis sampel yaitu:
  • Sampel sesaat, Merupakan volume sampel yang diambil langsung dari badan air ynga diteliti.
  • Sampel sesaat tersusun, perlu bila badan air pada titik pengambilan sampel terdiri dari n aliran sampel, maka sampel tersusun yang dimaksud untuk mewakili seluruh bagian badan air akan terdiri dari n sampel bagian ( 1 sampel sesaat dari tiap aliran bagian) dengan volum tiap sampel sebanding dengan debit masing-masing aliran bagian yaitu:
  • Sampel campuran: dimaksudkan untuk mewakili secara merata perubahan parameter badan air yang sedang diteliti selama masa yang cukup panjang, secara mendetail dengan pekerjaan yang terbatas.
Sampel campuran meliputi x menit dan teerdiri dari y sampel bagian yang diambil setiap x/y menit dan dengan volum tiap sampel bagain sesuai dengan volum air yang mengalir melalui tempat pengambilan sampel dalam waktu x/y yaitu setiapsaat pengambilan sampel tersebut, hingga.


Persiapan Pengambilan Sampel serta Pengawetannya.
Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel harus bersih,yelah dibilas dengan air suling terlebih dahulu kemudian dengan cairan yang akan mengisi botol tersebut. Catatan yang sama berlaku untuk alat pengambilan sampel; pipa, pompa dan lain-lain dimana sampel akan mengalir, harus bersih dan tidak boleh mengandung sisa-sisa dari bekas samper terdahulu. Terutama tumbuhnya lumut atau jamur harus dijegah. Sekaligus kontaminasi dari logam atau bahan alat pengambil sampel yang dapat larut dalam sampel harud dicegah. Besi, kuningan, perunggu dapat larut air yang bersifat asam atau basa, sedangkanbahan plastic dan karet dapat larut dalam air buangan industry yang mengandung pelarut organis atau minyak dan bensin.
Sampel dapat diambil secara terpisah dengan menggunakan ember,botol plastik atau kaca (terbuka dan diperberat dengan cincin timah pada lehernya)yang diikat dengan tali,kemudian dimasukkan kedalam sungai sampai terisi penuh dengan sampel. Untuk mengambil sampel pada kedalaman tertentu. Cara lain adalah dengan menggunakan sejenis pompa yang menghisap kemudian menekankan sampel melalui pipa masuk ke botol sampel kemudian sampel dapat diambil pada kedalaman tertentu.
Pengambilan sampel berturut-turut juga dapat dilakukan dengan alat khusus (automatic sampler) yang terdiri dari pipa penghisap (kedalaman titik pengambilan sampel terbatas sekitar 5 meter dibawah alat tersebut), pompa, jam untuk mengendalikan frekuensi pengambilan sampel, alat untuk membagi sampel ke botol-botol untuk sampel campuran, kotak isotermis yang berisi botol-botol sampel campuran dengan pendinginan oleh es atau es kering, supaya pengawetan sampel dapat dilakukan paling lama 1 hari sebelum dibawa ke laboratorium. Alat tersebut tidak menghisap debit sampel terus-menerus karena terlalu sulit dari segi teknis. Maka alat tersebut mengambil sampel bagian dalam labu yang ada dengan volum sampel tertentu, misalnya sebanyak a ml setiap b menit, lalu selam m jam akan diisikan
Dikallikan a ml sampel bagian ke dalam botol sehingga terbetuk sampel campuran setiap m jam (isi botol tersebut 1 sampai 2 liter).
Gangguan yang dapat ditimbulkan selama penyimpanan dan pengangkutan sampel sehingga dapat berubah sifat dari keadaan asli sampel adalah sebagai berikut:
• Gas seperti O2 dan CO2 dapat diserap air sampel atau dapat lenyap dari air sampel ke udara.
• Zat tersuspensi seperti koloidal dapat membentuk flok-flok sendiri dan mengendap.
• Beberapa zat terlarut dapat dioksidasikan oleh oksigen terlarut sehingga senyawa berubah, misalnya Mn2+ terlarut dapat teroksidasi oleh oksigen sehingga terbentuk MnO2 (s) .
• Beberapa zat terlarut dapat bereaksi, misalnya Ca2+ dan CO32- dapat membentuk CaCO3 yang menngendap. Hal tersebut terjadi bila pH berubah.
• Lumut, ganggang dan jamur dapat tumbuh dalam sampel yang tidak disimpan pada tempat gelap dan dingin atau bila pHnya rendah; zat organis (seperti BOD dan COD) akan terus dicerna oleh bakteri yang aktif.
Cara pengawetan sampel tergantung pada analisa yang akan dilakukan dan suatu senyawa atau unsur tertentu. Pada makalah ini menganalisa senyawa nitrat (NO3-) sehingga cara pengawetan sampel yaitu ditambahkan H2SO4 sampai pH < 2 dan didinginkan sampai waktu pengawetan maksimum yaitu 2 hari. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengawetan sampel antara lain:
• Dingin berarti suhu sekitar 4 oC
• Botol (terbuat dari gelas atau plastic jenis polietilen) harus dibilas dahulu dengan asam 1 + 1 HNO3.
• Botol BOD atau Winkler, terbuat dari kaca.
Pemilihan titik Pengambilan Sampel
Kecepatan aliran dalam sungai tidak merata, sifat-sifat airpun tidak homogen, tetapi berada dalam lapisan-lapisan dengan sifat yang berbeda. Maka bila diperlukan data-data mengenai badan air tersebut secara keseluruhan, titik pengambilan sampel harus dipilih supaya sampel dapat dianggap mewakili seluruh badan air.
Karena setiap keadaan dan situasi berbeda, agak sulit untuk menentukan titik pengambilan sampel. Tetapi dibawah ini ada beberapa usulan dan anjuran yang dapat dikemukakan namun diharapkan ada pemikiran bahwa setiap pengambilan sampel merupakan suatu kasus tersendiri:
• Diambil pada kira-kira 1/2 sampai 2/3 tingga penampang basah dari bawah permukaan air (bila kedalaman sungai lebih dari 5 meter dan alirannya cukup turbulen bagi air tersebut untuk menjadi homogeny).

No comments:

Post a Comment