Masyarakat dunia telah berada pada tahun ke-11 di abad ke-21. Apa yang diramalkan dalam satu dasawarsa ke belakang kini terjadi, revolusi teknologi berkembang dramatis. Kita sekarang hidup di sebuah masyarakat-media semakin beragam, mengglobal, dan kompleks.
Informasi makin deras mengalir. Para siswa memiliki kecepatan yang lebih tinggi daripada guru-gurunya dalam menyerap informasi apa pun. Entahlah apa yang akan terjadi jika murid-murid lebih menguasai bahasa teknologi daripada gurunya. Apa yang akan terjadi 5 tahun mendatang, 10 tahun, apalagi 20 tahun. Sekolah mempersiapkan siswa dengan cara-cara yang ketinggalan di belakang.
Sementara itu, ancaman degradasi kehidupan karena daya dukung alam yang semakin terbatas. Kota-kota besar makin padat manusia, kendaraan, dan sepeda motor. Kita sedang menghadapi masalah pemanasan global, kelaparan, kemiskinan, masalah kesehatan, ledakan populasi penduduk, krisis energi, kekerasan sosial dan bencana alam. Masalah-masalah ini menyebabkan kebutuhan siswa untuk dapat berkomunikasi, berkolaborasi, beradaptasi dengan perubahan semakin kritis. Tantangan untuk menyelaraskan kehidupan pribadi, sosial, ekonomi dan politik pada tingkat lokal, nasional dan global perlu dipersiapkan lebih prisisif.
Anak-anak Indonesia tidak semuanya beruntung mendapatkan penguatan untuk mengantisipasi berbagai perbedaan dan perubahan. Dunia belajarnya disiapkan untuk menghadapi kehidupan nyata. Pendidikan yang melatih mereka meningkatkan daya tahan pribadi dan daya adaptasi terhadap perubahan.
Sekolah memperkenalkan siswa pada teknologi terbaru, kolaborasi dalam konteks global yang menyediakan peluang mengembangkan wawasan tentang kemungkinan yang sangat luas menemukan hal yang baru, energi baru, kemajuan medis, pemulihan kerusakan lingkungan, pengembangan komunikasi, hingga eksplorasi ke ruang angkasa dan ke kedalaman lautan. Untuk mereka ada banyak kemungkinan bahkan tak terbatas.
Kemungkinan yang sangat luas hanya dapat diraih jika sekolah mampu mempersiapkan siswa dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang terus disempurnakan melalui kegiatan belajar secara berkelanjutan sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan terbaiknya.
Keterampilan abad ke-21 yang siswa asah harus bersifat interdisipliner, terintegrasi, berbasis proyek, hingga mengaplikasikan keterampilan terbaik untuk bertahan hidup. Tony Wagner dalam bukunya Global Achievement Gap menyatakan bahwa ada 7 keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan beradaptasi dengan perubahan, yaitu:
Informasi makin deras mengalir. Para siswa memiliki kecepatan yang lebih tinggi daripada guru-gurunya dalam menyerap informasi apa pun. Entahlah apa yang akan terjadi jika murid-murid lebih menguasai bahasa teknologi daripada gurunya. Apa yang akan terjadi 5 tahun mendatang, 10 tahun, apalagi 20 tahun. Sekolah mempersiapkan siswa dengan cara-cara yang ketinggalan di belakang.
Sementara itu, ancaman degradasi kehidupan karena daya dukung alam yang semakin terbatas. Kota-kota besar makin padat manusia, kendaraan, dan sepeda motor. Kita sedang menghadapi masalah pemanasan global, kelaparan, kemiskinan, masalah kesehatan, ledakan populasi penduduk, krisis energi, kekerasan sosial dan bencana alam. Masalah-masalah ini menyebabkan kebutuhan siswa untuk dapat berkomunikasi, berkolaborasi, beradaptasi dengan perubahan semakin kritis. Tantangan untuk menyelaraskan kehidupan pribadi, sosial, ekonomi dan politik pada tingkat lokal, nasional dan global perlu dipersiapkan lebih prisisif.
Anak-anak Indonesia tidak semuanya beruntung mendapatkan penguatan untuk mengantisipasi berbagai perbedaan dan perubahan. Dunia belajarnya disiapkan untuk menghadapi kehidupan nyata. Pendidikan yang melatih mereka meningkatkan daya tahan pribadi dan daya adaptasi terhadap perubahan.
Sekolah memperkenalkan siswa pada teknologi terbaru, kolaborasi dalam konteks global yang menyediakan peluang mengembangkan wawasan tentang kemungkinan yang sangat luas menemukan hal yang baru, energi baru, kemajuan medis, pemulihan kerusakan lingkungan, pengembangan komunikasi, hingga eksplorasi ke ruang angkasa dan ke kedalaman lautan. Untuk mereka ada banyak kemungkinan bahkan tak terbatas.
Kemungkinan yang sangat luas hanya dapat diraih jika sekolah mampu mempersiapkan siswa dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang terus disempurnakan melalui kegiatan belajar secara berkelanjutan sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan terbaiknya.
Keterampilan abad ke-21 yang siswa asah harus bersifat interdisipliner, terintegrasi, berbasis proyek, hingga mengaplikasikan keterampilan terbaik untuk bertahan hidup. Tony Wagner dalam bukunya Global Achievement Gap menyatakan bahwa ada 7 keterampilan utama yang wajib siswa kuasai agar bertahan hidup dan beradaptasi dengan perubahan, yaitu:
- Terampil berpikir kritis dan memecahkan masalah.
- Kolaborasi berbasis jaringan dan memimpin dengan pengaruh.
- Mampu mengubah arah dan bergerak secara cepat dan efektif dan beradaptasi.
- Memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan
- Bicara dan memiliki kemampuan menulis secara efektif.
- Mengakses dan menganalisis informasi.
- Bersikap selalu ingin tahu dan berimajinasi
0 comments:
Post a Comment