Monday, 21 March 2011

Global Warming

 


Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada lapisan atmosfer. Komposisi dari campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervarias atau selalu mengalami perubahani adalah air yang berupa uap air dan karbon dioksida. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara mengandung sejumlah oksigen, yang merupakan komponen paling esensial bagi kehidupan makhuk hidup. Udara yang normal merupakan campuran gas-gas meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 % Ar ; 0,03 % CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan hidrogen (H2). Sebaliknya, apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara  tersebut sudah tercemar/terpolusi. Giddings (1973) mengemukakan bahwa atmosfir pada keadaan bersih dan kering akan didominasi oleh ' gas penyusun atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95% O2; 0,93% Ar; seperti dapat dilihat  pada Tabel  di bawah ini.


Tabel . Komposisi udara kering dan bersihKonsentrasi dalam volume



Komponen
(ppm)
(%)
Nitrogen (N2)
780.900
78,09
Oksigen (O2)
209.500
20,95
Argon (Ar)
9.300
0,93
Karbon dioksida (CO2)
320
0,032
Neon (Ne)
18
1,8        x 10-3
Helium (He)
5,2
5,2        x 10-1
Metana (CH')
1,5
1,5       x 10-1
Kripton (Kr)
1,0
1,0        x 10-1
H2
0,5
5,0        x 10-5
H2O
0,2
2,0        x 10-5
CO
0,1
1,0        x 10-5
Xe
0,08
8,0        x 10-6
O3
0,02
2,0        x 10-6
NH3
0,006
6,0        x 10-7
NO2
0,001
1,0        x 10-7
NO
0,0006
6,0        x 10-8
SO2
0,0002
2,0        x 10-8
H2S
0,0002
2,0        x 10-8



Udara yang belum tercemar selain mengandung uap air, gas-gas innert juga mengandung aerosol yaitu campuran partikel-partikel padat dan cair yang sangat halus. Aerosol berupa partikel cair atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran partikel aerosol antara 0,00 1 – 100 um. Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 2,5 um pada umumnya dianggap halus dan partikel yang berdiameter lebih besar dari 2,5 um dianggap kasar. Pada udara, selain gas juga terdapat aerosol yang terdiri dari partikel debu, abu, garam, dan asap. Jenis aerosol yang dominan di udara yang mengakibatkan pencemaran, seperti tercantum pada Tabel IV.2. di bawah ini.
Tabel . Komposisi aerosol di atmosfir bumi
Jenis aerosol                                                            Persentasi (%)
Debu                                                                                     20
Abu                                                                                       10
Garam                                                                                   40
Asap                                                                                        5
Spora, Virus dll.                                                                    25
Total                                                                                   100
Sumber : Rogers dalam Harmantyo (1989)
Pada umumnya, kota-kota besar mempunyai konsentrasi aerosol yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan di lautan. Sumber aerosol ada dua macam, yaitu primer dan sekunder. Aerosol primer, yaitu aerosol yang dikeluarkan langsung dari berbagai sumber (contoh : debu yang terbawa oleh udara sebagai akibat adanya angin atau partikel-partikel asap yang dikeluarkan dari ceroong asap). Aerosol sekunder mengikuti pada partikel-partikel yang dihasilkan di dalam atmosfir yang mengalami reaksi-reaksi kimia dari komponen­komponen gas.
Udara cenderung akan tidak pernah bersih, ini dikarenakan beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfide (H2S), dan karbon monoksida (CO) selalu dibebaskan ke udara karena senantiasa ada sumber polusi alami seperti asap dari letusan gunung berapi, spora dari tanaman, asap dari kebakaran hutan dan sampah, gas-gas yang dihasilkan oleh pembusukan sampah. Selain itu, partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan gunung berapi, atau gangguan alam lainnya, seperti erosi tanah. Sumber polusi selain alami, yaitu karena adanya aktivitas manusia. Aktivitas manusia inilah yang paling berperan dalam peningkatan polusi di udara.

Gambar Pembakaran hutan
Konsentrasi CO2 di udara selalu rendah (sekitar 0,03%), banyak dijumpai di daerah pegunungan, di atas kebun, ladang tanaman yang sedang tumbuh, atau lautan. Konsentrasi yang relatif rendah ini disebabkan oleh absorbsi CO2 oleh tanaman selama fotosintesis dan karena kelarutan CO2 di dalam air. Tumbuh­tumbuhan dalam ekosistem berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk hidup lain dan mengubah CO2 menjadi O2, sehingga penghijauan dapat menangani krisi lingkungan di perkotaan karena dapat berperan mengrangi CO2 dan zat pencemar lainnya.
Seperti telah diketahui jumlah penduduk di bumi akan mengalami peningkatan yang menyebabkan meningkatnya aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh manusia terutama dlam hal transportasi, sedangkan sumber energi dari transportasi masih didominasi oleh bahan bakar minyak. Penggunaan bahan bakar minyak ini dapat meningkatkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca yang berdampak terjadinya pemanansan global.
Gambar gas rumah kaca
Gas-gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organikseperti metana dan kloro fluoro karbon (CFC). Dalam tabel  berikut ditampilkan kontribusi gas-gas pada eek Rumah Kaca dan Sumber emisi Global.
Tabel  Kontribusi Gas-gas pada Efek rumah Kaca dan Sumber Emisi Global
Gas
Kntribusi pada efek rumah kaca
Sumber emisi Global
Prosentase (%)
CO2
45 – 50 %
Batu bara
Minyak Bumi
Gas alam
Penggundulan hutan
Lainnya
29
29
11
20
10
CH4
10 – 20 %



Dampak dari pemanasan global pada era pra-industri, menurut perkiraaan telah meningkatkan suhu rata-rata bumi yaitu 1-5oC. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan akan teradi peningkatkan konsumsi bahan bakar minyak (fosil), ini akan menyebabkan emisi gas CO2 ke udara akan semakin meningkat antara 0,3 – 2 %. Akibatnya akan terjadi pemanasan global antara 1,5 – 4,50 C sekitar tahun 2030.
 
Gambar Suhu
Perubahan suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini akan mengakibatkan dampak yang serius pada lingkungan,ini semua terjadi karena lapisan ozon akan semakin menipis dengan adanya gas rumah kaca.
Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO)dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagaipenyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahanlingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota,pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakanekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupunbaru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutamadi wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
            Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan,ketersediaan air dan penyebaran vektor penyakit. Badan KesehatanDunia (WHO) memperingatkan bahwa pemanasan global (globalwarming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat danlingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkanmemberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri penyakittumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakitberkembang pesat, secara tidak langsung pemanasan global jugadapat menimbulkan kekeringan maupun banjir. Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karenapanen yang terganggu, Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diareserta Leptospirosis.
Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gasgasrumah kaca yang menimbulkan pemanasan global. Sedangkanasap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan manusia, Asap yang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itumenyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasanakut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktifkronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisamenimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.
Pada suhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit menular (Malaria, DBD, Chikungunya, Penyakit yang ditularkan melalui udara dan air), Terjadinya konflik psikologi (stress), penyakit lama timbul kembali, seperti Penyakit Malaria, Penyakit degeneratif,Penyakit jantung, Penyakit paru-paru.
           
Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozone antara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhanmutasi genetik., memperburuk penyakit-penyakit umum Asma danalergi Meningkatkan kasus-kasus kardiovaskular, kematian yangdisebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah

0 comments:

 
Design by FreeWordpress Themes | Bloggerized by Lashanta - Premium Blogger Themes | Ilo Kimia Wk, SMA TN 35