Dalam mengajar, kita harus selalu sudah mengetahui tujuan-tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok bahasan. Untuk itu kita merumuskan Tujuan Instruksional Khusus yang didasarkan pada Taksonomi Bloom tentang tujuan-tujuan perilaku (Bloom, 1956), yang meliputi tiga domain, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorik.
Penampilan-penampilan  yang dapat  diamati sebagai hasil-hasil belajar  disebut  kemampuan-kemampuan (capabilities) (Gagne, 1988). Menurut Gagne  ada lima  kemampuan. Ditinjau dari segi hasil diharapkan dari suatu  pengajaran  atau instruksi, kemampuan-kemampuan itu memungkinkan  berbagai macam  penampilan manusia, dan juga karena kondisi untuk  memperoleh berbagai  kemapuan ini berbeda-beda. Kemepuan pertama disebut  keterampilan  intelektual, karena keterampilan itu merupakan penampilan  yang  ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang  dapat di  lakukannya. Kemepuan kedua mel;iputi penggunaan strategi  kognitif,  karena siswa perlu menunjukkan penempilan yang kompleks dalam  suatu  situasi baru, di mana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih  dan  menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajarinya   sebelumnya. Nomor tiga berhubungan dengan sikap, atau mungkin  sekumpulan  sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan  pilihan  tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains. Nomor empat dari  hasil  belajar Gagne ialah informasi verbal,  dan yang terakhir  keterampilan  motorik. Perlu dikemukakan, bahwa menurut Gagne urutan  antara kelima  hasil belajar atau kemampuan-kemampuan ini tidak perlu  dipermasalahkan.  Untuk selanjutnya akan dibahas setiap hasil belajar  ini.
 
1.Keterampilan Intelektual
Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan symbol-simbol atau gagasan-gagasan. Belajar keterampilan inteketual ini sudah dimulai sejak tingkat-tingkat pertama sekolah dasar, dan dilanjutkkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang.
Belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang dengan cara yang disarankan oleh diagram pada gambar 1 (Gagne, 1988). Untuk memecahkan masalah, siswa memerlukanaturan-aturan tingkat timggi, yaitu aturan-aturan yang kompleks. Demikian pula diperukan aturan-aturan dan konsep-konsep terdefinisi. Untuk memperoleh aturan-aturan ini, siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep-konsep konkret ini, siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
a.Diskriminasi-diskriminasi
Diskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk mengadakan respons yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih dimensi fisik. Diskriminasi merupakan keterampilan intelektual yan paling dasar. Pengajaran diskriminasi paling banyak diberikan pada anak-anak kecil dan anak-anak atau orang-orang yang cacat mental (mentally retarded).
PEMECAHAN MASALAH
melibatkan pembentukan
ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI
yang membutuhkan sebagai prasyarat-prasyarat
ATURAN-ATURAN
dan
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
yang memerlukan sebagai prasyarat-prasyarat
KONSEP-KONSEP KONKRET
yang memerlukan sebagai prasyarat-prasyarat
DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
Gambar 1. Tingkat-tingkat kompleksitas dalam keterampilan intelektual (Gagne, 1988)
b.Konsep-konsep konkret
Menurut Gagne salah satu keterampilan intelektual ialah konsep konkret, dan suatu konsep konkret menunjukkan suatu sifat objek
c.Konsep terdefinisi
d.Aturan-aturan
e.Aturan-aturan tingkat tinggi
2.Strategi-strategi Kognitif
3.Informasi Verbal
4.Sikap-sikap
5.Keterampilan-keterampilan Motorik
1.Keterampilan Intelektual
Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan symbol-simbol atau gagasan-gagasan. Belajar keterampilan inteketual ini sudah dimulai sejak tingkat-tingkat pertama sekolah dasar, dan dilanjutkkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang.
Belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang dengan cara yang disarankan oleh diagram pada gambar 1 (Gagne, 1988). Untuk memecahkan masalah, siswa memerlukanaturan-aturan tingkat timggi, yaitu aturan-aturan yang kompleks. Demikian pula diperukan aturan-aturan dan konsep-konsep terdefinisi. Untuk memperoleh aturan-aturan ini, siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep-konsep konkret ini, siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
a.Diskriminasi-diskriminasi
Diskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk mengadakan respons yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih dimensi fisik. Diskriminasi merupakan keterampilan intelektual yan paling dasar. Pengajaran diskriminasi paling banyak diberikan pada anak-anak kecil dan anak-anak atau orang-orang yang cacat mental (mentally retarded).
PEMECAHAN MASALAH
melibatkan pembentukan
ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI
yang membutuhkan sebagai prasyarat-prasyarat
ATURAN-ATURAN
dan
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
yang memerlukan sebagai prasyarat-prasyarat
KONSEP-KONSEP KONKRET
yang memerlukan sebagai prasyarat-prasyarat
DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
Gambar 1. Tingkat-tingkat kompleksitas dalam keterampilan intelektual (Gagne, 1988)
b.Konsep-konsep konkret
Menurut Gagne salah satu keterampilan intelektual ialah konsep konkret, dan suatu konsep konkret menunjukkan suatu sifat objek
c.Konsep terdefinisi
d.Aturan-aturan
e.Aturan-aturan tingkat tinggi
2.Strategi-strategi Kognitif
3.Informasi Verbal
4.Sikap-sikap
5.Keterampilan-keterampilan Motorik



10:43
Unknown
 Posted in:  

0 comments:
Post a Comment