Indikator untuk titrasi asam basa (analisis volumetri) memegang peranan yang sangat penting karena indikator akan menunjukkan dimana titik akhir dari titrasi tersebut (titik ekuivalen). Pemilihan indikator yang tepat akan sangat membantu dalam keberhasilan titrasi yang akan dilakukan. Jangan sampai salah dalam hal memilih indikator yang akan menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penentuan titik akhir titrasi.
Dalam memilih indicator yang akan digunakan dalam titrasi asam basa maka terlebih dahulu memperhatikan trayek pH dari indicator yang akan digunakan. Misalkan memililih indikator Hin yang memiliki sifat dalam kondisi asam lemah HIn tidak terionisasinya dan berwarna berwarna merah sedangkan dalam kondisi mbasa akan terionisasinyadan berwarna berwarna kuning.
HIn <-> H+ + In-
Merah Kuning
Perubahan warna HIn ini akan terjadi pada kisaran pH tertentu. Perubahan ini akan tergantung pada kejelihan penglihatan darikorang yang melakukan titrasi. Untuk warna indikator yang terjadi akibat terbentuknya dari perubahan warna akan terjadi transisi (misal HIn berubah dari warna merah ke kuning maka kemungkinan warna transisinya adalah oranye), maka pada umumnya hanya satu warna yang akan teramati jika perbandingan kedua konsentrasi adalah 10:1 (cukup besar) jadi hanya warna dengan konsentrasi yang paling tinggi yang akan terlihat.
HIn <-> H+ + In-
Merah Kuning
Perubahan warna HIn ini akan terjadi pada kisaran pH tertentu. Perubahan ini akan tergantung pada kejelihan penglihatan darikorang yang melakukan titrasi. Untuk warna indikator yang terjadi akibat terbentuknya dari perubahan warna akan terjadi transisi (misal HIn berubah dari warna merah ke kuning maka kemungkinan warna transisinya adalah oranye), maka pada umumnya hanya satu warna yang akan teramati jika perbandingan kedua konsentrasi adalah 10:1 (cukup besar) jadi hanya warna dengan konsentrasi yang paling tinggi yang akan terlihat.
Sebagai contoh jika hanya warna kuning yang terlihat maka konsentrasi [In-]/[HIn] = 10/1 dan jika kita masukkan ke persamaan Henderson-Hasselbalch diperoleh
pH = pKa + log 10/1 = pKa + 1
dan jika hanya warna merah yang terlihat maka konsentrasi [In]/HIn] = 1/10 sehingga:
pH = pKa + log 1/10 = pKa – 1
Jadi pH indikator akan berubah pada kisaran warna tertentu yaiyu berkisar antara pKa-1 sampai dengan pKa + 1, dan pada titik tengah daerah transisi perubahan warna indicator konsentrasi [In-] akan sama dengan [HIn] oleh sebab itu pH = pKa.
Dengan demikian apabila akan melakukan titrasi maka dapat memilih suatu indikator dengan cara mimilih indikator yang nilai pKa-nya adalah mendekati nilai pH pada titik ekuivalen atau untuk pH indikator dari basa lemah nilai pKb-nya yang mendekati nilai pH ekuivalen. Sebagai contoh indikator pp dapat digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat atau asam lemah dan basa kuat,sedangkan indikator metil merah dapat dipakai untuk titrasi basa lemah dan asam kuat.
Berikut ini beberapa contoh indikator yang dapat digunakan dalam titrasi asam dan basa dan perubahan warnanya : (sumber: wikipedia.org).
pH = pKa + log 10/1 = pKa + 1
dan jika hanya warna merah yang terlihat maka konsentrasi [In]/HIn] = 1/10 sehingga:
pH = pKa + log 1/10 = pKa – 1
Jadi pH indikator akan berubah pada kisaran warna tertentu yaiyu berkisar antara pKa-1 sampai dengan pKa + 1, dan pada titik tengah daerah transisi perubahan warna indicator konsentrasi [In-] akan sama dengan [HIn] oleh sebab itu pH = pKa.
Dengan demikian apabila akan melakukan titrasi maka dapat memilih suatu indikator dengan cara mimilih indikator yang nilai pKa-nya adalah mendekati nilai pH pada titik ekuivalen atau untuk pH indikator dari basa lemah nilai pKb-nya yang mendekati nilai pH ekuivalen. Sebagai contoh indikator pp dapat digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat atau asam lemah dan basa kuat,sedangkan indikator metil merah dapat dipakai untuk titrasi basa lemah dan asam kuat.
Berikut ini beberapa contoh indikator yang dapat digunakan dalam titrasi asam dan basa dan perubahan warnanya : (sumber: wikipedia.org).
0 comments:
Post a Comment