Wednesday, 23 March 2011

REAKSI-REAKSI PENGUJIAN SENYAWA ORGANIK (Gugus fungsi)

 
1. Reaksi Uji Ikatan Rangkap

a.     Penentuan keberadaan ikatan rangkap dalam suatu senyawa dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi brom (Br2) yang berwarna coklat. Bila warna coklat brom hilang maka dalam senywa terdapat ikatan rangkap karena terjadi reaksi adisi Br2 terhadap karbon berikatan rangkap.
b.     Untuk menentukan letak iakatan rangkap dalam suatu senyawa dilakukan reaksi ozonolisis. R-CH=CH-R’ + O3 –>R-CH2OH + R’-CH2OH
2. Reaksi Uji Iodoform, reaksi uji ini dilakukan untuk menentukan keberadaan gugus metil ujung dalam senyawa alkohol atau senyawa karbonil (aldehida atau keton): CH3-CHOH-  atau CH3-CO-

Alkohol

Uji kelarutan
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul – molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika gugus non polar 9seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob.
Selain dipengaruhi gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya. Menurut literatur, pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air.
Uji Lucas
Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol – alkohol primer, sekunder, dan tersieryang dapat larut dalam air. Reagen lucas merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam asam klorida akan membuatlarutan menjadi lebih asam. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.
Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada atom karbon yang mengikat gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon yang sebelumnya mengikat –OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
  1. Reaksi secara umum + reagen Lucas
  2. alkohol primer + reagen Lukas à tidak ada reaksi
  3. alkohol sekunder + reagen Lukas
  4. alkohol tersier + reagen Lukas
  

Uji Asam Kromat
Asam kromat dapat menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi asam karboksilat. Bilangan oksidasi Cr +6 (berwarna merah kecoklatan) akan tereduksi menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat dan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat. Fenol sendiri biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna coklat oleh asam coklat. Adapun reaksi – reaksinya adalah sebagai berikut.
    1. alkohol primer + asam kromat à asam karboksilat
    2. alkohol sekunder + asam kromat à keton
    3. alkohol tersier + asam kromat à tidak bereaksi
    4. fenol + asam kromat à tar
Keasaman Fenol
Sebagian besar fenol bersifat asam yang lebih lemah daripada asam karboksilat dan asam yang lebih kuat dari alkohol.ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida). Larutan natrium hidroksida dan natrium karbonat merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak larut dalam air, tetapi larutan natrium bikarbonat tidak dapat. Tak satu pun di antara basa – basa tersebut yang cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion alkoksida (yang akan melarutkan alkohol yang tak larut air dalam bentuk anion alkoksida).
Uji Besi(III) Kromat
Penambahan besi(III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke dalam suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna ketika ditambahkan piridin. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak menghasilkan warna apapun pada uji ini.
Uji Reaksi Kimia terhadap Aldehid
Uji Fehling
Dalam menguji adanya gugus aldehid (senyawa aldehid) dengan pereaksi fehling. Perlakuan uji aldehid dengan larutan fehling maka akan memberikan perubahan dalam pereaksian positifnya yaitu dapat dilihat dalam reaksi berikut :
RCHO + 2Ag(NH3)2OH è RCOONH4 + 2Ag + 3NH3 + 2H2O
reagen fehling :
Campuran dari larutan CuSO4 dan larutan alkali dari garam tartrat, campuran ini berwarna biru yang mengandung kompleks ion Cu2+ dalam suasana alkali. bila ditambahkan aldehida dan dipanaskan maka ion Cu2+ akan direduksi menjadi bervalensi satu dan mengedap sebagai Cu2O yang berwarna merah.
CHO + Cu2+ + NaOH + H2O è RCOONa + Cu2O + 4H+
Lar. Aldehid + fehling A dan fehling B dipanaskan
· Formaldehid : Ungu keruh kebiruan Biru tua, endapan merah bata
· Glukosa Ungu : bening kebiruan Merah bata, endapan merah bata
Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
Uji ini akan memperlihatkan adanya ikatan rangkap O dan C. Uji positif akan ditandai dengan larutan yang berwarna kuning, jingga atau merah dan terdapat endapan. Jika padatan yang terbentuk berukuran kecil maka larutan akan berwarna kuning, sedangkan jika padatan berukuran besar maka larutan akan berwarna mendekati merah. Baik pada aldehid maupun keton, uji ini akan menunjukkan hasil positif.
2,4-dinitrofenilhidrazin sering disingkat menjadi 2,4-DNP atau 2,4-DNPH. Larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin dalam sebuah campuran metanol dan asam sulfat dikenal sebagai pereaksi Brady.
Uji Iodoform
Uji ini merupakan uji spesifik untuk menentukan keberadaan asetaldehid dan metil keton. Metil keton akan teoksidasi oleh iodida dalam larutan larutan hidroksida. Metil keton akan teroksidasi menjadi asam karboksilat; juga akan terbentuk endapan berwarna kuning yang menjadi indikasi uji yang positif. Asetaldehid juga akan menunjukkan hasil positif, karena memiliki kemiripan dalam struktur dengan metil keton.
Reaksi identifikasi eter
eter (R O R’) dan alkohol (R OH) adalah isomer fungsi yang dapat dibedakan melalui dua reaksi berikut
Reaksi dengan logam reaktif
alkohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas H2, sementaa eter tidak dapat bereaksi
Reaksi dengan PCl5
Alkohol bereaksi dengan PCl5 membebaskan gas HCl, sedangkan reaksi eter tidak melepas HCl
Asam karboksilat
Analisis gugus fungsi karboksilat
1. Rx. Esterifikasi
zat + bau khasàetanol/metanol + H2SO4
2. Rx. Asam
zat dalam warnaàair/spiritus + indikator MO
3. Pengendapan Sulfur
larutan endapan putihàzat + beberapa tetes Na2S2O3
Asam Laktat
1. kuningàZat + FeCl3
2. Reaksi Fehling (+)
zat + Fehling A dan B merah bata.àsama banyak, dipanaskan
3. Reaksi Cupril
Zat + warna biru jernihàCuSO4 1% + NaOH
4. Reaksi Deniges (+)
zat + warna hilangà merah coklat/merah rose + as. Oksalat àpereaksi Deniges
5. Iodoform test endapan (lihatàZat + NaOH + larutan lodium mikroskop)
Keton
Uji Selliwanof
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna merah kompleks (merah-cherry).

0 comments:

 
Design by FreeWordpress Themes | Bloggerized by Lashanta - Premium Blogger Themes | Ilo Kimia Wk, SMA TN 35