Dalam golongan ini termasuk peniteran kalium permanganate, KMnO4. Kadang-kadang dipergunakan pengoksida- pengoksida lain,misalnya kalium dikromat.
Dalam lingkungan asam dua molekul permanganate dapat melepaskan lima atom oksigen ( bila ada zat yang dapat dioksidasi oleh oksigen itu).
2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2 MnSO4 + 3 H2O + 5O
Karena larutan KMnO4 mempunyai warna tersendiri maka tidak diperlukan penunjuk. Satu tetes larutan KMnO4 0,1 N dalam menghasilkan warna.
Supaya larutan KMnO4 yang baru dibuat tidak berubah titrannya, harus dibiarkan dulu selama 1 minggu. Selama itu zat-zat organic yang masing terkandung dalam larutan itu akan dioksidasi, sehingga terbentuk MnO2.
2KMnO4 + H2O 2MnO4 + 2KOH + 3O
MnO4 yang merupakan katalis bagi perurain lebih lanjut. Setelah dibiarkan selama satu minggu, larutan disaring melalui penyaring asbes atau penyaring kaca maser,kemudian larutan disimpan dalam botol berwarna coklat. Supaya reaksi dengan larutan KMnO4 berlangsung cepat, biasanya penitren dilakukan dalam keadaan panas 600 C.
Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganate. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
Kalium permanganate dapat bertindak sebagai indikator dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada sejumlah senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis, contohnya hidrasi, sulfide, sulfide dan tiosulfat.
Reaksi dalam suasana netral :
MnO4 + 4H+ + 3e MnO2 + 2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hydrogen akan menggeser reaksi ke kanan. Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e MnO2 + 4OH-
Reaksi ini lambat dalam suasana asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumlah-jumlah yang ditmbang dari zatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya di atas penangas uap selama 1 atau 2 jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Sebagai contoh, permanganate adalah agen unsure pengoksida yang cukup kuat untuk mengoksida Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan.
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari 100 tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganatometri seperti :
1) Ion – ion Ca, Ba, Se, Pb, Zn, dan Hg (I), yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2) Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam kromat. Setelah disaring, dicuci dandilarutkan dengan asam ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih sebagian Fe2+ dioksidasi oleh kromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi pada permanganometri,antara lain terletak pada: larutan penititer KMnO4 pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4. Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 &telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2++MnO4-+ 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4.Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangaan oksalat karena membentuk perioksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2 .
H2O2 H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
0 comments:
Post a Comment